Siapa Aku?

Nadia Delfi Zafira
4 min readApr 6, 2021

Kenalin lagi, Nadia Delfi. Nama panggilan aku banyak, beda-beda di tiap tempat. Bisa Nadia, Nadelf, Nadnad, Adek, Nadsen, Cenpie, Kanad, Buchou, Peachy, Matcha, Hanjin, dan lain sebagainya.

Ga begitu kerasa udah 20 tahun lebih aku hidup sebagai Nadia. Dari tahun ke tahun ada aja ceritanya. Pengalamannya udah pasti beda-beda lah, ya.

Tapi, ada beberapa hal yang ga pernah berubah dalam hidup aku. Hal ini menurut aku jadi identitas asli aku. Dari kecil, aku suka banget ngegambar. Aku juga suka banget nge-dance. Aku ngerasa sangat nyaman dan passionate saat aku sedang melakukan satu di antara dua hal ini. Emang kadang ada juga frustasi saat ga bisa ngelakuin that one move atau entah kenapa gambarnya ga sesuai yang diimajinasiin dan malah kena artblock.

Aku juga suka berteman dengan berbagai macam orang. Dari SMP, aku aktif banget di dunia maya. Bukan sebagai Nadia, tapi sebagai matcha atau hanjin. Kalau dipikir-pikir aku make dua identitas itu aja, hehe. Aku kira lebih. Anyway, aku suka diri aku sebagai matcha dan hanjin. Aku bisa nyambung sama orang-orang di berbagai sudut dunia dan berbincang tentang hal-hal yang sama-sama kita sukai. Biasanya kalau ga anime ya K-pop. Berteman dengan orang-orang ini selalu menyadarkan aku bahwa, hidup itu ga gini doang. Ga lingkungan di mana kita berada doang. Kesibukan aku di ITB membuat aku lupa hal itu. Rasanya kehidupan di ITB itu satu-satunya kehidupan aku. Kalau aku ga berhasil di sini, aku gagal sepenuhnya. Padahal, ga gitu kan?

Waktu SMA, aku aktif banget di twitter sebagai fanartist atau orang yang suka gambar-gambar hal yang disukai kayak anime atau grup k-pop. Waktu aku aktif di twitter, followers aku ya rada banyak lah ya? WKKW 1000 sihh, tapi temen-temen yang aku punya di sana luar biasa semua. Fanartist-fanartist lain yang followersnya bisa sampai puluh ribuan. Hal yang aku suka di platform itu adalah kita beneran temenan dan suka ngirim barang-barang ke satu sama lain. Waktu itu aku tinggal di Delft, Belanda, jadi ongkos kirim ke mana pun di dunia itu rata. Jadi aku ga khawatir ongkos kalau mau kirim ini itu ke temen-temen.

Hal yang paling menyenangkan adalah saat aku menerima paket dari temen-temen aku, baik dari Filipina, Singapur, Indonesia, Jepang, Amerika, Kanada, atau Jerman. Mereka sering menulis surat kecil. Hal itu berarti banget menurut aku. Jadi, dulu aku suka jualan stiker atau gantungan kunci gitu. Dan pemasukan aku cukup besar untuk anak SMA, karena aku produksi di Indonesia (murah) dan jual harga Barat (mahal). Aku juga pernah ngurus majalah buatan fanartist yang dijual secara internasional dan keuntungannya buat charity. Waktu aku kirim-kirim barang ke temen-temen, biasanya aku kirim mereka barang yang aku buat. Mereka pun begitu. Kita jadi kayak tukeran merchandise gitu, hehe. Barang-barang yang orang lain beli mahal-mahal, kita tukeran aja, hehe. Asik temenan kayak gitu. Kangen banget.

Hal lain yang aku suka kan ngedance, ya. Hal ini juga udah aku lakuin bareng temen-temen aku semasa SMP dan SMA. Kita janjian mau belajar koreo dari lagu mana, terus kita latihan bareng di sekolah. For fun aja. But it always feels great. Waktu itu di Belanda belom jual album K-pop kan, jadi aku sama temenku pergi ke Perancis buat beli album K-pop. Waktu kita udah di depan tokonya, lagu BTS-Blood Sweat Tears lagi dimainin. Terus ada beberapa orang ngedance lagu itu depan tokonya. Reflek aku dan temenku langsung join ngedance bareng, padahal ga kenal, haha. Asik banget. Waktu pergi ke Animecon di Den Haag aku sama temenku juga liat ada yang perform lagunya Seventeen-Don’t Wanna Cry. Aku sama temenku nge-fan chant buat nyemangatin performernya (dia sendirian wkwk).

Kedua hal ini mungkin lebih sering diklasifikasiin sebagai hobi ya bagi orang-orang. Tapi, at some point, aku merasa bahwa dua hal ini adalah hidup aku. Yang membuat aku bisa destress dan bertahan dalam hidup.

Aku suka belajar, aku suka aktif di organisasi. Tapi, itu bukan Nadia yang pengen aku kenalin ke orang-orang. Nadia yang ambis dan aktivis, itu bukan aku seluruhnya. Kalau boleh jujur, mungkin itu 35–40% dari aku? Wkwk. Cara hidup aku lebih ke nyantai dan berusaha untuk have fun sebisa mungkin. Waktu aku lebih banyak diisi goleran dan nonton entertainment. Aku ga ambis mikirin jurnal-jurnal, ngide buat lomba, dan hal-hal akademis lainnya. Aku lebih tertarik hal-hal yang menyenangkan. Hal yang ga terlalu serius. Aku juga ga suka ketegangan. Awalnya aku pengen banget jadi kayak anak kajian gitu, keren banget soalnya. Tapi, ternyata aku ga bisa jadi kayak gitu. Sambil mengarungi perjalanan kemahasiswaan ini, akhirnya aku nemu aku yang aku suka. Aku harap orang-orang bisa kenal aku yang ini. Karena aku ngerasa aneh kadang kalau dipandang dengan cara yang tidak sesuai dengan diri kita sebenernya, meski hal itu hampir selalu kita temui di masyarakat.

Makanya aku pengen kalian kenal Nadia yang 60–65% ini, hehe.

--

--

Nadia Delfi Zafira

m̶a̶s̶i̶h̶ ̶m̶e̶n̶c̶a̶r̶i̶ sudah menemukan